Rabu, 04 Oktober 2023

 


Merasa Benar Itu Salah, Merasa Salah Itu Benar

Syetan mungkin menggoda orang yg ibadahnya “biasa2” saja dengan maksiat ,

Menghasut untuk Melakukan dosa2 kecil, melanggar aturan, berat untuk melakukan ibadah sunnah dan lain sebagainya.


Dan Syetan menggoda Sebagian orang bahkan yg banyak atau “bagus” ibadahnya dengan penyakit hati,

Memasukan ke dalam hatinya rasa paling benar, paling islami, paling “nyunnah’, paling banyak melakukan amal.

Memandang rendah orang lain, mudah berburuk sangka kepada orang lain bahkan thd sesama muslim yg melakukan ibadah yang tak sepaham dengannya.

 

Rahmat Allah itu lebih luas dari amarahNya


Orang  berbuat dosa cenderung memiliki rasa takut di lubuk hatinya dan hal tersebut bisa mendatangkan Rahmat dan Hidayah Allah


Akan tetapi orang yang berpenyakit hati, akan sulit untuk menyadari kekurangannya


Bagai melihat semut hitam merangkak di kegelapan malam


Ingatlah Iblis adalah ahli ibadah, banyak dan bagus ibadahnya

Tapi hatinya rusak, merasa lebih mulia dr mahluk lain karena kehebatan ibadahnya

Itulah yang mendatangkan murka Allah

 

Mari Senantiasa berbaik sangka kepada Allah dan juga kepada MahlukNya.

Belajar..belajar, berusaha dan berupaya agar hati dan dada ini senantiasa bersih  lapang.



Jumat, 24 September 2021

 Takutlah mati Su’ul Khotimah


“Kebanyakan orang sholeh sangat takut suul khotimah” (Imam Ghazali)

Pernahkah kita bertanya, mengapa ada seorang Hafidz Qur’an yang murtad, juga pengakuan beberapa publik figur yang beralih keyakinan setelah bertahajud, bahkan setelah umroh? atau orang-orang yang dianggap sholeh tapi wafat dalam Suul Khotimah?


Imam Ghazali dalam kitabnya menceritakan  malaikat Jibril dan Mikail menangis tatkala Iblis yang terpedaya kesombongannya di usir dari surga.Ketika Allah tanyakan alasannya, Para malaikat menjawab :

“ Ya Allah kami tak aman dari makar Mu”, dan Allah menjawab : “Begitulah aku, jadi kalian berdua tak aman dari MakarKu”.


Kejadian-kejadian diatas dapat kita ambil hikmahnya dan dijadikan iktibar, begitupun kalam-kalam nasihat para ulama berikut  yang mudah-mudahan bisa memberikan pencerahan dan membuat kita semakin semangat  memperbaiki qolbu ( Ibadah bathin)  guna menggapai Rahmat & RidhoNya.

 

Ali bin Abi Thalib:

"Siapa yang memandang dirinya buruk, maka dia adalah orang yang baik.

Dan siapa yang memandang dirinya baik, dia adalah orang yang buruk."

 

Habib Umar Bin hafidz :

"Didiklah mata hati supaya jangan memandang hina pada orang lain walaupun dengan ahli maksiat”

 

Sheikh Hissam Kabbani :

"Jangan menganalisa, menilai, mencari kekurangan/kesalahan orang lain

tapi nilailah diri sendiri (muhasabah, islah diri) jangan merasa diri kalian ini baik atau sholeh

setiap pribadi yg merasa dirinya baik / sholeh  itu adalah salah dan sampah".

 

Sheikh Ramadhan al Buthi:

"Jangan merasa lebih baik bahkan dari pelaku maksiat sekalipun karena kita tidak tahu di akhir hayat kita yang disesatkan Allah atau dia yang bertaubat. Rasa bangga akan amal ibadah akan menghancurkan nilai seluruh amal ibadah itu sendiri".

 

Habib Ali al Jufri:

"Jangan memandang sebelah mata orang yg bermaksiat, jangan kita merasa lebih bermartabat dibanding mereka, Cela lah perbuatannya bukan orangnya, jangan sombong dan merendahkan mereka, Boleh jadi suatu malam ia dipandang Allah dan dicintaiNya.

Sementara amalmu yg tak seberapa, dihapus karena kesombonganmu dan kau tak punya apa-apa bahkan mungkin imanmu yang di cabut sebab engkau tak diterima untuk menghadapNya naudzubillah min dzalik".

 

Gus Baha :

"Dalam islam tiada jaminan mati dalam husnul khotimah, jika ingin mati dalam husnul khotimah maka jangan biarkan ada ruang untuk memvonis buruk orang lain bahkan terhadap kafir sekalipun".

 

Ustadz Adi Hidayat : 

"Jangan menuduh ibadah orang lain tidak mencontoh Rasulullah , merendahkan/mencela cara ibadah muslim lain tidak "nyunnah", karena pahala kita berpindah padanya"..


DR Arrazy Hasyim MA:

"Sempurnanya amal itu tiada RIYA didalamnya, barangsiapa ada riya dalam amalnya, siaa yang merasa amal ibadahnya lebih dari yang lain dia mewarisi sifat iblis dalam dirinya"


Dalam Kitab Taujih an-Nabih Li Mardhah Barih karya Habib Umar bin Hafizh Diriwayatkan bahwa Iblis pernah berkata:

"Mereka yang meminta Husnul Khotimah kepada Allah, telah mematahkan punggungku.

 Kapankah orang ini akan menjadi bangga dengan amalnya. Aku takut ia telah menjadi pandai."


Iblis takut jika manusia menjadi pandai dan memahami hakikat hidup, karena hal itu berarti bahwa ia telah menjauh dari sifat bangga diri (ujub) yang disebabkan oleh rasa takutnya terhadap Suul Khotimah.









Selasa, 10 Agustus 2021

Quotes, nasihat

 

Syirik kahfi & al uzba


rasa takut corona abuza arrazy hasyim


sunnah dalam segelas air


husnudzhon, tawadhu,  sombong karena nyunnah


Penyakit hati, penyakit ahli ibadah, imam ghazali


memperbaiki qolbu, untuk yang suka nuduh bid'ah, arrazy hasyim


keutamaan tawadhu, habib ali jufri, sheikh ramadhan buthi, jangan sombong, 


jalan menuju allah banyak, jangan bangga amal, jangan putus asa dari rahmat


imam ali, orang pesimis, orang optimis


tanda ahlak mulia, imam ghazali

Minggu, 11 Juli 2021

KONSPIRASI CORONA, KONSPIRASI HATI & HAWA NAFSU

Bismillahirrahmanirrahim…

 

Menurut KBBI, kata konspirasi adalah persekongkolan. Persekongkolan dalam merencanakan sebuah kejahatan yang dilakukan dengan rapi dan dirahasiakan.

 

Kata Konspirasi akhir-akhir ini  banyak di perbincangkan berkaitan dengan virus corona yang melanda dunia.

 

Padahal teori konspirasi ini sudah sejak lama menjadi pembahasan di berbagai belahan dunia, begitu juga dengan virus corona, virus SARS, flu burung, flu babi, HIV bahkan Flu spanyol yang merenggut 50 juta lebih nyawa manusia.

 

Menariknya semua virus-virus itu menurut para penganut teori konspirasi adalah hasil dari konspirasi sekelompok orang yang terorganisir.

 

Tidak hanya itu saja, Perang Dunia I dan II, Kekacauan di Palestina, Revolusi Prancis dll adalah hasil dari konspirasi kelompok ini, bahkan konon mereka sudah mempersiapkan akan datangnya Perang Dunia III.


SIAPA DAN APAKAH TUJUAN KELOMPOK INI?

 

Organisasi konspirator ini terbentuk pada abad 16 atau 17 masehi, namun  ada juga pendapat yang mengatakan organisasi ini sudah ada semenjak era perang salib tahun 1095 yang merupakan para Ksatria Templar yang konon sebetulnya adalah para keturunan yahudi anti gereja, penganut satanisme dan keturunan Pharaoh, bahkan Perang Salib pun adalah hasil rancangan mereka untuk mengadu domba Umat Islam Dan Nasrani.

 

Tujuannya adalah Mengurangi populasi umat manusia, menghapus eksistensi agama, menghasilkan keuntungan/bisnis dll.

 

Akan tetapi tujuan utamanya adalah Menguasai dunia dengan membentuk Tatanan Dunia Baru (New World Order)

 

Di dunia internasional mereka dikenal dengan nama Skull & Bones, Komite 300, The Bildeberg, Freemason dll dengan organisasi induknya yaitu Illuminati.  


Mereka juga dikenal sebagai AntiChrist atau Anti Kristus namun sebutan ini ada juga yang menyematkan untuk bakal pemimpin mereka yang kelak akan memimpin perang yang dikenal dengan  Perang  Armageddon.

 

Para penganut teori konspirasi juga mengatakan bahwa ada banyak Langkah yang dilakukan organisasi ini untuk mencapai tujuannya, ada sekira 30 bahkan lebih, diantaranya nya adalah :

💥Perang

💥Perpecahan / Adu domba / menimbulkan kebencian antar SARA

💥Menciptakan Terorisme / Radikalis dengan mengatasnamakan agama

💥Bencana Buatan

💥Menyebarkan Wabah Penyakit, Dll

 


Teori-teori konspirasi diatas tentunya  belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan kitapun tak harus mempercayainya sepenuhnya.

 

Meski begitu  ada keselarasan atau setidaknya keterkaitan, kemiripan teori-teori konspirasi tersebut dengan kabar-kabar dalam khazanah dunia Islam, yang bisa kita ambil hikmahnya.

 

Rasulullah SAW telah memperingatkan umat islam akan fitnah ( bencana / ujian ) dajjal dan juga kerusakan yang ditimbulkan oleh Bangsa Yahudi ( yang diartikan oleh sebagian ulama adalah kelompok zionist iaitu Yahudi suku ke 13 dan bukan merupakan keturunan Nabi Yakub AS . hal ini pun sejalan dengan keterangan beberapa ahli sejarah barat )

 

Organisasi konspirator diatas memang merujuk pada kelompok Zionist Yahudi yang diduga akan menjadi pendukung dari sosok pemimpin yang mereka tunggu kedatangannya yang mereka akui sebagai Messiah yang di kenal dunia barat sebagai Anti Christ dan dikenal namanya oleh umat islam dengan sebutan  Dajjal.



BAGAIMANA KITA MENYIKAPINYA TERUTAMA BERKAITAN DENGAN WABAH CORONA INI?

Sebagai umat muslim kita musti menyadari bahwa konspirasi telah ada semenjak Iblis dikeluarkan dari surga. Konspirasi akan selalu ada sampai hari kiamat tiba. Senantiasa waspada tanpa harus selalu curiga dan berburuksangka

 

Jadikan wabah corona ini sebagai sarana Habluminallah dan Habluminannas, lebih dekat kepada Allah,  menghilangkan rasa egois dalam diri, peduli pada sesama, menjalin persatuan ( bukan malah jadi sarana perpecahan), menjadi pribadi yang memiliki sifat tawadhu dll.

 

Untuk itu kita musti bertambah pendekatan diri kepada Allah SWT dengan Ibadah baik Ibadah lahir maupun ibadah bathin.

Ya…Ibadah Bathin, terkadang hal ini banyak yang tidak dianggap serius, terpaku pada Ibadah Lahirnya saja.

 

Imam Nawawi Al Bantani dengan merujuk pada kitab2 Imam Ghazali mengutarakan bahwa dengan Ibadah bathin yang baik maka akan membantu seorang muslim untuk melihat dengan jernih kebenaran hakiki dan mampu membedakan wujud kebathilan yang tersamar.

 

Jadi meskipun dibungkus dengan hal-hal baik atau berbau agama orang yang ibadah bathinnya bagus akan bisa membedakan hal tersebut.

 

Maka dari itu Hindari hal-hal yang bisa merusak dan mengotori kesucian  hati  karena  Dajjal itu akan membungkus kebusukannya dengan hal-hal yang dianggap baik yang bahkan  membolak - balikan logika kita.


Orang  yang kotor hatinya akan mudah terpedaya oleh hasutannya meskipun ia seorang yang dikenal ahli ibadah sekalipun.

 

Jangan mudah mencibir orang lain / pihak lain yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip kita, apalagi merasa lebih baik, lebih sholeh, lebih "nyunnah", lebih beriman dari orang lain.

 

Hilangkan prasangka buruk, biasakan berhusnudzhon baik kepada Allah dan kepada mahlukNya,  Buka mata hati kita untuk menerima kebaikan2, informasi2 yang baik2 dan nasihat para ulama.

Jauhi provokasi kebencian dan apapun yang sekiranya akan menjauhkan Rahmat Allah SWT meskipun itu di bungkus dengan kemasan agama, Bukan malah menyebarkan informasi yang sifatnya provokatif, Hoax ( Bohong ) prasangka buruk bahkan menjurus ke fitnah. 


Jika ada perbedaan pendapat carilah informasi / tabayyun dan pelajari semampunya, jika belum mampu dan tak paham Langkah yg akan kita lakukan baik atau tidak, maka DIAM adalah lebih baik. Patuhi Prokes, Patuhi himbauan Ulama dan Pemerintah .

Wallohu’alam bishowab


Allahumma inni a'udzubika min 'adzabi jahannam wa min 'adzabil qabri,

wa min fitnatil mahya wal mamati wa min syarri fitnatil masihid Dajjal


Minggu, 18 Agustus 2019

Fenomena Hijrah dan Godaannya

HIJRAH LAHIR BATHIN
Mewaspadai Penyakit Hati dalam Berhijrah



Bismillahirrahmanirrahim

Belakangan ini Hijrah menjadi tren di berbagai kalangan baik itu publik figur, umum, tua dan muda serta menjadi gerakan yang aktif  di kehidupan nyata maupun di media sosial.  Ini adalah suatu hal positif yang musti di syukuri dan patut disambut dengan baik.

Hijrah adalah berpindah dari keadaan yang semula buruk / kurang baik menjadi keadaan yang lebih baik, dari kondisi yang sudah baik menjadi kondisi yang lebih baik.
Namun dalam fenomena sekarang ini hijrah lebih di pahami sebagai pengenalan agama yang lebih dekat dan mendalam  dari sebelumnya yang di rasa kurang atau jauh.

 



Perlu di garis bawahi bahwa sejatinya Hijrah itu bukan hanya lahirnya saja akan tetapi juga bathinnya yang juga tak kalah penting.

Jika lahirnya sulit di goda maka hatinya yang dibuat rusak begitulah tipu muslihat syetan dan hawa nafsu. Seolah-olah syetan membiarkan ibadah kita bahkan menambahkan semangat yang berlebihan dalam amal ibadah kita namun tujuannya agar kita tidak merasa sudah keluar jalur dari jalan yang di ridhoi Allah subhanahu wata’ala,

Maka dari itu agar seorang Muhajir ( Ahli Hijrah ) senantiasa mawas diri serta amal ibadahnya senantiasa ada dalam ridho Allah subhanahu wata’ala, kenalilah potensi-potensi tipu daya syetan dan hawa nafsu setelah berhijrah tersebut seperti :

Merasa lebih sholeh dari orang lain
Merasa lebih berilmu/ lebih ngerti agama dari orang lain
Ingin terlihat sebagai orang sholeh
Ingin terlihat paham agama
Ingin terlihat sudah hijrah

Implikasi nya adalah pada perilaku seperti :

Senang membanggakan amal ibadah sendiri
Senang mengkritik cara ibadah / amalan orang lain, mencari kekurangan ibadah orang lain.
Terlalu bersemangat dalam mencari ilmu dan berdakwah hingga mengabaikan adab dan hakekat ilmu dan dakwah itu sendiri
Transformasi bahasa/istilah arab yang “dipaksakan” dan tidak tersampaikannya maksud serta tujuannya
Menonjolkan dan membanggakan cara ibadah dan penampilan yang berbeda.
dll

Ulama katakan “man katsuru ilmuhu, qalla inkaruhu”
(siapa yang banyak ilmunya, ia sedikit mengingkari)
Sedikit Ilmu, Banyak Melarangnya. Banyak Ilmu banyak diamnya.


Maksudnya ialah orang yang punya banyak ilmu, ia akan sedikit untuk menginkari / mengkritisi, menentang apa yang dilakukan oleh orang lain.

Tidak asal menyalahkan ketika melihat –menurut pandangannya- ada yang keliru, Tapi di teliti dulu dipelajari dahulu.

Begitu juga, makin banyak pengetahun seseorang tentang syariah dan perbedaan fiqih , ia akan jauh lebih bijak dalam bicaranya atau dakwahnya.

Ia tidak akan langsung memvonis salah atau bid’ah (Dholalah) ketika melihat ada yang berbeda, karena ia tahu bahwa dalam satu masalah, bukan hanya ada satu pandangan/pendapat saja, tapi ada juga pandangan lain dari ulama lainnya.


Kebenaran itu tidak hanya / harus satu jalan tapi bisa melalui dari banyak jalan.

Dalam Kitab Imam Ghazali dikatakan:

“Jalan menuju Allah itu begitu banyak, sebanyak nafas makhluk”.


Tak perlu kita merasa bahwa cara beribadah kita atau kelompok kitalah yang benar atau paling benar, lalu berusaha memahamkan orang lain dan diterapkan oleh orang lain. Baju yang kita pakai belum tentu pas di badan orang lain, begitupula keyakinan, kepahaman ataupun cara beribadah,

Di era digital ini begitu mudah dan instan nya ilmu di dapat akan tetapi kita harus waspada dan bisa memilah serta memilih , karena banyak sekali ilmu yang memerlukan pemahaman lebih mendalam dan juga banyak terdapat ikhtilaf (perbedaan pendapat) yang membutuhkan penjelasan lebih detail dari ulama.

Dalam menuntut ilmu jangan sampai bertujuan untuk menunjukkan kekurangan atau kesalahan amal ibadah orang lain. Jangan karena ingin berdebat atau ingin dianggap lebih baik dari orang lain.

Tapi carilah ilmu karena ingin memahami ibadah lebih dalam, Ingin lebih baik dalam Ibadahnya dan untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala.

Jangan terfokus hanya dari satu sumber saja carilah perbandingannya, Jangan taqlid buta hanya mempelajari satu arahan (pendapat) ulama saja tapi kenali dan hargai pendapat lain agar tak ada rasa paling benar dalam diri.

Carilah guru sebanyak mungkin agar ilmu yang kita pelajari bisa lebih di pahami karena sering kali suatu ilmu atau ayat al qur’an atau hadits itu harus di pahami tidak hanya secara harfiah / tekstual saja tapi lebih luas lebih dalam dari itu maknanya baik itu makna lahir maupun makna bathin, tersirat dan tersurat.

Begitupula dengan dakwah, hakikat dari dakwah itu adalah untuk diri sendiri bukan untuk “memperbaiki” orang lain, 
Dakwah itu tak harus mengatakan semua yang kita ketahui atau yang baru kita pelajari, apalagi jika kita kurang memperhatikan adab dalam penyampaiannya.

Imam Ghazali mengingatkan bahwa:
"Dakwah dengan perbuatan itu lebih kuat".

Apalagi kita yang minim adab dan ilmu ini, salah-salah bukan manfaat yang didapat malah akan mendatangkan mudharat. Coba perhatikan dan renungkan bagaimana reaksi orang lain disekitar kita apakah merasa nyaman dengan keberadaan kita? Atau malah membuat mereka risih, menjaga jarak, enggan terlibat jauh dalam pembicaraan bahkan tanpa disadari sering menghindari kita?.

Jadi bagi kita yang pemula ini, yang masih awam dalam memahami agama, masih belajar ngaji, maka utamakanlah dakwah dengan perbuatan, dengan melakukan amalan-amalan baik.

Serukan anjuran-anjuran baik, namun mempersedikit “larangan” yang mungkin mengandung ikhtilaf didalamnya yang belum kita pahami yang bisa membingungkan dan atau memancing perdebatan, bahkan merenggangkan silaturahim.

Dengan Amar ma'ruf maka yang Munkar pun dapat dijauhkan. Ini jauh lebih “aman” dan baik bagi kita yang miskin ilmu dan adab ini.




Ingin Terlihat Telah Hijrah
Setelah hijrah sering kali ada perasaan ingin diketahui semua orang bahwa kita telah hijrah, menjadi baik, kita sudah melaksanakan beragam amal ibadah, ataupun memiliki rasa bangga dan ingin menonjolkan penampilan dan cara ibadah kita yang berbeda dari kalangan umum.

Misalkan kita berusaha berpakaian La Isbal (tidak melebihi mata kaki) tapi mengesampingkan hakekat la isbal itu sendiri. la isbal sendiri hakekatnya adalah agar kita tidak menjadi orang yang sombong, dan berpakaian dengan tidak melebihi mata kaki (untuk laki-laki) adalah salah satu upaya agar:
lahiryah kita mengingatkan pada bathiniyah kita untuk tidak menjadi pribadi yang sombong.

Bukan malah sebaliknya menghadirkan rasa ujub dalam diri karena sudah bisa “nyunnah” dan memandang rendah orang lain yang belum seperti kita. 

Kalangan mazhab 4 pun tidak ada yang mewajibkannya karena hukumnya sunnah, jadi tak perlu menganggap orang yang isbal itu melakukan suatu hal yang subhat bahkan haram, tapi jadikanlah la isbal itu sebagai pengingat untuk hati kita agar menjauhkan penyakit hati seperti riya dan ujub.

 




Contoh lain yang dapat merusak hijrah hati kita adalah keinginan untuk berbeda dalam penggunaan istilah -arab- agar terlihat keren atau islami. Memang tidak ada salahnya bahkan terkadang lebih Afdol (Lebih utama ) menggunakan istilah tersebut, tapi yang harus jadi perhatian adalah niat yang terkandung didalamnya, situasi kondisi serta maksudnya dan tujuannya tersampaikan atau tidak jangan sampai salah kaprah.

Banyak yang tidak sadar dalam hal2 tersebut sebetulnya tidak semuanya "islami" tapi  adalah murni bahasa arab.


Lain halnya dengan hal yang telah lazim dipahami oleh semua orang seperti ucapan istirja' (Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun) akan jauh lebih baik daripada kita menyebut artinya / terjemahannya yang malah akan mengakibatkan gagal paham.


Imam Ali berkata : "Berbicaralah kepada orang lain dengan bahasa yang mereka pahami"


Jadi sahabat, marilah kita Hijrah Lahir dan Bathinnya agar kita dijauhkan dari penyakit bathin, dari sifat-sifat yang dapat mengurangi bahkan menghapus nilai ibadah kita, agar Allah senantiasa membimbing kita dalam jalan yang di ridhoi-Nya dan melanggeng hidayah dalam diri kita. tetap semangat dan selalu hijrah sampai hembusan nafas terakhir kita.

 

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatu.

 

Sumber : Berbagai sumber